AKUNTANSI MANAJEMEN
MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS
KELAS 3 E MANAJEMEN
DI SUSUN OLEH:
NAMA : SRI
ANDRIANI
NIM : 111213172
JURUSAN : S1- MANAJEMEN
SEMESTER/KELAS : III / 3 E Manajemen
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH SEKAYU
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS
I. PENDAHULUAN
Akuntansi aktivitas atau activity Based
Costing Merupakan kunci operasionalisasi akuntansi pertanggungjawaban dan
pengendalian. Proses merupakan kumpulan aktivitas-aktivitas yang saling
berhubungan untuk melaksanakan tujuan tertentu.Memperbaiki proses berarti
memperbaiki cara aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan. Jadi, manajemen
aktivitas, bukan biaya, merupakan kunci kesuksesan system pengendalian
manajemen dalam lingkungan yang dinamis. Menyadari bahwa aktivitas adalah titik
kritis untuk memperbaiki harga pokok produk dan pengendalian yang efektif
merupakan dasar munculnya pandangan baru tentang proses bisnis yang disebut
MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY BASED MANAGEMENT = ABM )
Oleh
karena itu, kamiakan mencoba membahas tentang manajemen berdasakan aktivitas
dalam makalah ini.
II. PEMBAHASAN
1. MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah
suatu system yang terintegrasi yang, yang mengarahkanperhatian manajemen pada
aktivitas – aktivitas yang dapat memperbaiki nilai – nilai yang diterima
konsumen ( customer value ) dan meningkatkan laba yang diperoleh dengan
menyediakan nilai – nilai yang sudah diperbaiki tersebut.Manajemen berdasarkan
aktivitas mencakup perhitungan harga pokok dan analisis nilai proses, jadi
mencakup dua dimensi yaitu Dimensi Biaya dan Dimensi Proses. Dimensi biaya
memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas, produk, dan
pelanggang ( dan biaya-biaya lain yang diperlukan ). Seperti yang disajikan,
biaya sumber daya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian biaya aktivitas
dibebankan pada produk dan pelanggang. Aktivitas berbasis biaya ini berguna
untuk perhitungan – perhitungan harga pokok, manajemen biaya yang bersifat
strategis dan analisis taktis. Sedang Dimensi Proses memberikan informasi
tentang aktivitas apa yang dilakukan (What), mengapa dilaksanakan (Why),
bagaimana sebaiknya suatu aktivitas dilaksanakan (How). Untuk memahami
bagaimana Dimensi proses berkaitan dengan perbaikan yang berkesinambungan,
perlu memahami lebih dalam tentang analisis nilai proses.
Analisis nilai proses mendefinisikan
akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktivitas, berfokus pada pertanggungjawaban
aktivitas bukan pada biaya, dan menekankan maksimisasi kinerja system secara
menyeluruh bukan kinerja individu. Analisis nilai nproses memungkinkan konse
akuntansi pertanggungjawaban kontemporer dapat dijalankan. Analisis nilai
proses memusatkan pada tiga aspek yaitu analisis penggerak, analisis aktivitas,
dan analisis kinerja.
- Analisis Penggerak
Mengelola aktivitas memerlukan
pemahaman tentang apa yang menyebabkan
biaya aktivitas. Setipa aktivitas memiliki masukan dan keluaran. Masukan
aktivitas (activity input) merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh aktivitas
untuk memproduksi keluaran. Keluaran aktivitas ( activity output ) merupakan
hasil atau produk dari aktivitas. Ukuran keluaran aktivitas ( activity output
measure ) menunjukan berapa banyak aktivitas tersebut dilakukan dan merupakan
ukuran yang dapat dikuantifikasi.
Ukuran keluaran yang efektif adalah
ukuran dari permintaan yang ditempatkan pada aktivitas dan itulah yang disebut
penggerak aktivitas ( activity driver ). Dengan berubahnya permintaan
aktivitas, biaya aktivitas juga berubah. Namun, ukuran keluaran, mungkin tidak
dan biasanya tidak berhubungan dengan penyebab utama biaya aktivitas, ukuran
tersebut merupakan konsenkuensi dari aktivitas ynag dilakukan. Tujuan dari
analisis penggerak adalah untuk mencari penyebab utama. Jadi analisis penggerak
adalah usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab utama
biaya aktivitas.
- Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas merupakan inti
analisis proses. Analisis aktivitas merupakan proses mengidentifikasi, menyusun
gambaran dan mengevaluasi aktivitas – aktivitas dalam suatu organisasi.
Analisis tersebut seharusnya dapat mengidentifikasi aktivitas apa yang
dikerjakan, berapa banyak orang yang melaksanakan aktivitas tersebut, waktu dan
sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas, serta melakukan
penilaian aktivitas organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih dan
menerapkan aktivitas yang menambah nilai. Langkah terakhir ini merupakan tahap
paling penting dalam menklasifikasikan aktivitas penambahan nilai dan aktivitas
bukan penambahan nilai.
Yang
dimaksud aktivitas penambah nilai adalah aktivitas yang perlu dilakukan untuk
menjaga agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang dalam bisnis yang
dijalankannya. Sejumlah aktivitas, yang perlu dilakukan adalah aktivitas yang
dimaksudkan memenuhi ketentaun hukum yang disepakati. Sementara aktivitas
perusahaan yang lain disebut dengan discettionary activity diklasifikasikan
sebagai aktivutas penambah nilai karena memenuhi tiga kondisi yaitu :
·
Aktivitas yang mampu menghasilkan
perubahan suatu keadaan (change of state).
·
Perubahan sifat tersebut tidak dapat
dicegah oleh aktivitas sebelumnya.
·
Aktivitas tersebut memungkinkan
aktivitas lain dapat dilaksanakan.
Sedangkan
aktivitas bukan penambahan nilai merupakan aktivitas yang tidak perlu dilakukan
karena tidak membuat perusahaan dapat bertahan atau berkembang dalam bisnisnya.
Aktivitas ini tidak dapat memenuhisalah satu dari tiga syarat yang harus ada
dalam aktivitas yang menambah nilai. Kegagalan memenuhi dua syarat yang pertama
merupak hal yang sering dijumpai dalam aktivitas perusahaan.
Jadi,
analisis aktivitas adalah bagaiman menghilang keborosan. Jika keborosan dapat
dihindarkan, maka biaya dapat dikurangi. Pengurangan biaya mengikuti hilangnya
pemborosan. Dengan demikian yang dikendalikan adalah penyebab biaya bukan
biayanya.
- Pengukuran Kinerja
Penilaian terhadap seberapa baik suatu
aktivitas atau proses dilaksanakan merupakan hal yang sangat mendasar bagi
manajemen dalam upaya untuk memperbaiki profitabilitas. Ukuran prestasi aktivitas
dapat dinilai atas dasar keuangan dan non keuangan. Ukuran ini dirancang untuk
menilai seberapa baik suatu aktivitas dilaksanakan dan apa hasil yang telah
dicapai. Mengukur prestasi aktivitas terletak pada tiga Dimensi yaitu :
Efisiensi, Kualitas, dan Waktu.
EFISIENSI berfokus pada hubungan antara
masukan aktivitas dan keluaran aktivitas.
KUALITAS
berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas yang benar pada saat pertama
dilakukan.
WAKTU
yang lebih lama berarti lebih banyak konsumsi sumber daya dan kekurang mampuan
untuk bereaksi terhadap permintaan pelanggan.
PENILAIAN AKTIVITAS BERDASARKAN UKURAN KEUANGAN
PENILAIAN AKTIVITAS BERDASARKAN UKURAN KEUANGAN
1. Laporan Biaya Penambahan Nilai dan
Bukan Penambahan Nilai
Biaya
penambahan nilai merupakan satu-satunya biaya yang seharusnya terjadi dalam
perusahaan. Biaya standar penambah nilai menghendaki penghapusan seluruhnya
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Biaya standar yang mempunyai
nilai tambah menghendaki juga penghapusan aktivitas yang tidak efisien yang
perlu tapi tidak dilaksanakan secara efektif. Menetapkan standar penambah nilai
tidak berarti bahwa standar tersebut tidak dapat dicapai dengan segera. Ukuran
operasional nonkeuangan dapat digunakan untuk pengurangan biaya bukan penambah
nilai. Mengukur efisiensi pekerja dan supervisor bukanlah cara untuk
menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Sebaliknya,
memfokuskan pada aktivitas dan menyediakan insentip untuk memperbaiki proses
adalah pendekatan yang lebih produktif karena memperbaiki proses seharusnya
mengarahkan pada hasil yang lebih baik.
Biaya
yang dapat memberikan nilai tambah dapat dihitung dengan mengalihkan standar
ideal dengan harga standar. Biaya bukan penambah nilai dapat dihitung dengan
cara mengalih selisih tingkat aktivitas sesungguhnya dengan tingkat aktivitas
standar, dikalikan dengan harga standar per unit.
Berikut bernilai tambah
Biaya bernilai tambah = SQ × SP
Biaya tidak bernilai tambah = ( AQ
– SQ ) × SP
Dimana, SQ
= Tingkat keluaran bernilai
tambah untuk suatu aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran keluaran aktivitas
AQ
= Kuantitas actual dari keluaran
aktivitas yang digunakan atau kuantitas actual dari kapasitas aktivitas yang
diperoleh.
2. Benchmarking
Pendekatan lain dalam penentuan standar yang
digunakan untuk membantu mengidentifikasi peluang perbaikan aktivitas disebut
benchmarking yang merupakan praktek terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi
kinerja aktivitas. Dalam satu organisasi, dilakukan perbandingan antara unit
yang berbeda yang melakukan aktivitas yang sama. Unit dengan kinerja yang baik
ditetapkan sebagai standar. Sementara itu, unit yang lain menjadikan standar
sebagai target yang harus dipenuhi atauoun dilampaui. Tujuan dari pendekatan
ini adalah menjadi yang terbaik dalam pelaksanaan aktivitas dan proses.
3. Anggaran Fleksibel Aktivitas
Anggaran fleksibel aktivitas
memungkinkan dilakukannya prediksi biaya aktivitas yang akan terjadi dengan
berubahnya aktivitas. Analisis varians dalam kerangka aktivitas ini membuat
manajer dapat membagi biaya aktivitas menjadi komponen bernilai tambah dan tidak
bernilai tambah. Membedakan antara dampak biaya dan dampak volume, serta
melaporkan biaya kapasitas aktivitas yang digunakan atau yang tidak. Juga
kemampuan untuk menghitung biaya dari berbagai tingkat penggunaan aktivitas
memungkinkan perhitungan biaya yang diperkirakan sebagai standar aktivitas
interim.
UKURAN NONKEUANGAN BAGI KINERJA AKTIVITAS
Penilaian atas dasar ukuran
nonkeuangan, disamping ukuran keuangan, menjadi penilaian utama kinerja
manajemen dalam lingkungan manufakur maju. Ukuran tersebut mencakup tentang
kualitas produk, kecepatan pengiriman produk pada pelanggan, pengendalian
persediaan, pengendalian, sisa persediaan, manajemen mesin dan pemeliharaan.
Walaupun pengendalian biaya masih tetap merupakan pertimbangan penting, namun
perhatian manajemen dalam akuntansi pertanggungjawaban kontemporer lebih
diarahkan pada cost driver yang menyebabkan suatu biaya terjadi. Pengendalian
terhadap factor – factor nonkeuangan diyakini pada akhirnya akan memberikan
keuntungan maksimal pada perusahaan.
III.
KESIMPULAN
Manajemen
berdasarkan aktivitas adalah suatu system yang terintegrasi yang mengarahkan
perhatian manajemen pada aktivitas – aktivitas yang dapat memperbaiki
nilai-nilai yang diterima konsumen ( costumer value ) dan meningkatkan laba
yang diperoleh dengan menyediakan nilai-nilai yang sudah diperbaiki tersebut.
Manajemen berdasarkan aktivitas mencakup
perhitungan harga pokok dan analisis nilai proses, jadi mencakup 2 dimensi
yaitu Dimensi Biaya dan Dimensi Proses.
IV.
REFERENSI
- · Bambang Hariadi, Akuntansi Manajemen Sudut Pandang, BPFE, Yogyakarta, 2002
- · Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen, Akuntansi Manajemen, Erlangga, Jakarta, 1999
^_^Sri Andriani